Sabtu, 19 November 2011

kel 15 ringkasan materi (routing dinamik )

Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu jaringan, menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju dan juga dari topologi jaringan. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus mengenal seluruh seluk beluk jaringan (topologi). Dalam routing dinamis, informasi tentang topologi jaringan juga diperoleh dari router yang lain.
Jenis routing
1.   Static Routing
Static routing adalah metode routing yang tabel jaringannya dibuat secara manual oleh administrator jaringannya.
2.   Dinamic Routing
Dynamic routing adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis. Tabel routing (ARP table) akan dimaintain oleh sebuah protokol routing, biasanya daemon
A.    Pengertian routing dinamic
Routing adalah mekanisme di mana sebuah mesin bisa menemukan untuk kemudian berhubungan dengan mesin lain. Diperlukan sebuah proses routing (distro BSD mendukung dengan routing daemon standar routed atau misal gated dalam hal yang lebih kompleks), atau secara mudah router dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan. Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika suatu perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah tentu nomor jaringan perusahaan tersebut akan berebeda dengan perusahaan yang dituju.
Ø  Jadi Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
Ø  Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.
B.     Routing Protokol
Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router.Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:
  1. Distance Vector
Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.
  1. Link-state
Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF).
  1. Hybrid
Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State.
C.    Aktifitas Dynamic Router Protokol
Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.
1.       Maintaining routing tables
Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.
D.    Kategori Protokol Routing
Ada dua kategori protokol routing yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menangani routing jaringan internet dalam suatu autonomous system. Exterior Gateway Protocol merupakan protocol routing yang menangani routing jaringan internet antar automous system. Exterior Gateway Protocol diperlukan karena Interior Gateway Protocol tidak dirancang untuk suatu jaringan yang sangat besar sehingga jaringan internet perlu dibentuk ke dalam suatu hirarki dengan membagi jaringan internet tersebut ke dalam autonomous systems. Autonomous System (AS) secara umum didefinisikan sebagai jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis.
E.     IP routing dinamic
Ada beberapa routing dinamic untuk IP,dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :

1.      RIP
RIP : Routing Information Protocol. Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.











RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan  cara terbaik ke sebuah network remote,  tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.
RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing.
Rip terbagi 2  yaitu:
·         rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
·         rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.

RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 
·         METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
·         > Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah  loop pada jaringan.
·         Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur  classless routing.
Untuk menerapkan RIP pada router, berikut perintahnya :
router(config)#router rip
Untuk menerapkan RIP tersebut ke suatu network address, berikut perintahnya :
router(config-router)#networknetwork_id
Sebagai contoh penerapan pada jaringan WAN, berikut perhatikan gambar dibawah ini :
http://vbcomp.googlecode.com/svn/trunk/img/dynamic.PNG
Cara mengkonfigurasikan RIP untuk Router 1 sebagai brikut :
router1(config)#ip routing
router1(config)#router rip
router1(config-router)#network 215.10.20.0
router1(config-router)#network 215.10.10.0
router1(config-router)#exit
router1#write mem

2.      OSPF

OSPF : Open  Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

3.      IGRP

IGRP: IGRP merupakan  distance vector  IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan  routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya.

            Isi dari informasi routing adalah: 
a.       Identifikasi tujuan baru,
b.       Mempelajari apabila terjadi kegagalan. 

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS.
Kunci desain jaringan IGRP adalah:
·         Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
·         Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
·         Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability 
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih  komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Protokol Routing Distance Vector,
·         Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
·         Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

Tujuan dari IGRP yaitu:
·         Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
·         Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
·         Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
·         Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
·         Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.

4.      EIGRP
EIGRP: EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja.
EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu: distance vector dan link state.EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.

EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:
·         neighbor table,
·         topology table,
·          routing table
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
·         Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
·         Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
·         Menggunakan  Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

5.      BGP
BGP : Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat  BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.



F.     Kelebihan dan kekurangan dari contoh Routing dinamis
1. Routing Information Protocol (RIP)
*      Kelebihan
Ø  RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika
terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggeredupdate)Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yangcukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
*      Kekurangan
Ø  Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
*      Kelebihan
Ø  support = 255 hop count
*      Kekurangan
Ø  Jumlah Host terbatas
3.Open Shortest Path First (OSPF)
*      Kelebihan
Ø  tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik
sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
*      Kekurangan
Ø  Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit

4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
*      Kelebihan
Ø  melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
*      Kekurangan
Ø    Hanya untuk Router Cisco

5. BorderGateway Protocol (BGP)
*      Kelebihan
Ø    Sangat sederhana dalam instalasi
*      Kekurangan
Ø  Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
G.    IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router dinamis. IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar jaringan Negara yang berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut untuk membikin sebuah topologi jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP (connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan protokol luar dari OSI family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah arsitektur hierarki dari jaringan tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar area.
IS-IS dibedakan antara penghubung L1 dan L2. suatu router dinamakan IS dalam IS-IS. L1 IS-IS mengkomunikasikan dengan L1 IS yang lainnya didaerah yang sama. Jalur L2 IS – IS diantara area L1 dan bentuk dari sebuah backbone routing intra domain. Hierarki routing disederhakan design backbone karena L1 IS-IS hanya menginginkan untuk mengetahui bagaimana mendapatkan L2 IS – IS terdekat.
Dalam IS-IS, suatu router biasanya disebut Intermediate System (IS) PC, workstation, serta servers dan End System (ES).

H.    Perbandingan routing static dan dinamic
Static Routingr meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
Kekurangan dan kelebihan static routing:
1.Dengan menggunakan next hop
Kelebihan: Dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
 Kekurangan: Static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.

2.Dengan menggunakan exit interface
Kelebihan: Proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
Kekurangan: Kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
Dynamic Routingr mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah  dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute  backup  bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.







ringkasan materi (Static Routing)

static routing adalah salah satu cara untuk membuat table routing secara manual. Static routing ini berguna untuk jaringan sederhana yg menggunakan beberapa router dan juga untuk menghemat penggunaan bandwidth.

cara membuat static routing Dalam Cisco Router, static routing secara default sudah dalam posisi enable, jadi jika ingin membuat IP static routing cukup dengan mengetikkan perintah :Router(config)#ip route <network destination id> <subnet mask> <default gateway> <administrative distance>

network destination id adalah alamat jaringan yg dituju
subnet mask adalah subnet mask dari jaringan yg dituju
default gatewayadalah IP address Gateway, biasanya IP address router yg berhubungan langsung.
administrative distanceadalah nilai 0-255 yg diberikan pada routing. Bertambah rendah nilai yg diberikan bertambah tinggi kegunaannya. Jika tidak diberikan, nilai default akan dipakai. Nilai default untuk directly connected (C) =0 dan statically connected (S) =1.
Contoh : Router0(config)# ip route 192.168.12.0 255.255.255.0 202.200.100.2
Study kasus, terdapat 3 router yg menghubungkan 4 IP Network yg berbeda, dimana masing-2x pc client harus dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Gimana configurasi didalamnya ?? supaya semua pc bs terhubung satu dengan lainnya ???

 

Routing

Seperti yang kita ketahui klo jaringan adalah tehnologi komunikasi yang sangat tangguh, bayangkan jika jaringan itu tak ada, mungkin kita tidak akan berhubungan dengan yang lain semudah sekarang ini. Walaupun klo kita ngomongin jaringan itu sangat luas, yang positif ya jaringan telpon, jaringan komputer dan lain-lain, yang negatifnya ya jaringan mafia, jaringan penjualan wanita dan anak-anak dan sebagainya. Tetapi kita tidak membahas tentang jaringan ini, Cuma yang akan kita bahas tentang protocol jaringan komputer yaitu protocol routing, yang mana di gunakan untuk menghubungin antara dua atau lebih jaringan komputer. Di dalam jaringan, sebuah komputer bisa berhubungan dengan yang lainnya jika mereka berada pada network yang sama. Sebuah komputer yang mempunya ip 192.168.1.1/26 gak akan bisa berkomunikasi dengan komputer yang mempunya ip 192.168.1.68/26 karena mereka mempunyai network yang berbeda. Tatapi yang di atas itu bukanlah hal mutlak, jaringan A bisa saja berhubungan dengan jaringan B jika kita memasang router di antara nya, mesin router ini akan merouting mereka sehingga bisa berkomunikasi. Tapi apakah routing itu sendiri?, saya coba menanyakan maksud routing ini sendiri ama mbah wiki dan menurutnya, routing itu adalah proses pemilihan path(jalan) pada sebuah network untuk mengirimkan trafik fisik atau data. Jadi dia melewati secara langsung alamat paket dari sumbernya ke tujuan dengan melalui node-node. Static Routing,

Static routing yaitu proses pemilihan path ke jaringan lain dari jaringan kita secara manual. Pada jaringan bersekala kecil sangat effektif menggunakan cara ini, tapi jika pada jaringan bersekala besar akan sangat merepotkan, tapi bukan berarti tidak bisa, Cuma sangat merepotan aja. Bentuk perintah dari static routing sendiri seperti di bawah ini, route network/ip tujuan subnet gateway jika kita ingin komputer A yang mempunyai ip 192.168.1.4/26 dan default gateway 192.168.1.1 untuk berkomunikasi dengan komputer B yang mempunyai ip 192.168.5.68/26 dan gateway-nya 192.168.5.65, tapi sebagai catatan perintah yang akan kita jalankan di bawah ini adalah bayangan, jika anda memakainya anda harus menggunaan yang sesui dengan mesin anda, kira-kira beginilah contoh perintah static routing, yang mana akan kita tulikan pada gateway-nya komputer A: ip route 192.168.5.64 255.255.255 192 .168.1.1 lalukan hal yang sama pada gateway-nya komputer B, dengan mengetikan command ip route 192.168.1.0 255.255.255.192 192.168.5.65 sekarang anda coba ping dari komputer A ke komputer B, dengan perintah : ping 192.168.5.68 jika anda mendapatkan hasil seperti ini, berarti anda berhasil: Pinging 192.168.5.1 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=64 Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=64 Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=64 Berarti anda telah berhasil menjalankan static routing. Dinamik routing, Di atas kita telah mambahas tentang static routing, sekarang kita akan membahas tentang dinamik routing.
Sekarang ada banyak sekali protocol dinamik routing yang di pakai di jaringan, contohnya seperti rip, ripv2, bgp, ospf dan lain-lain. Sekarang kita akan membahas dinamik routing yang menggunakan protocol RIP. Sama dengan contoh di atas, tetapi sekarang kita akan meroutingnya dengan menggunakan RIP. Pertama yang perlu anda lalukan adalah menentukan pada mesin untuk menggunakan protocol rip. Setelah itu anda tinggal menentukan ke network-network sehingga mesin anda bisa menentukan table routingnya. Karena kita menggunakan sample di atas jadi pada gateway komputer A anda jalankan perintah ini : Ip router protocol RIP Lalu ketikan Network 192.168.5.65 255.255.255.192 192.168.1.1 Pada gateway komputer B, Ip router protocol RIP Enter Network 92.168.1.0 255.255.255.192 192.168.5.65 Lalu coba check menggunakan fitur ping, untuk mengetahui apakah anda telah melakukannya dengan benar. Sebenarnya saya juga ingin membahas protokol routing ospf tapi saya dah lupa, jarang di pake sih, ya mo gimana kita Cuma mengurus jaringan kecil *sedih* Untuk protokol jaringan lainnya akan kita bahas setelah saya mengerti tentang mereka, ok?

Latihan Routing Static
Dari => Router => Switch => PC
A:     Router0
serial0/1     = 10.1.1.1
Fa0/1        = 192.168.1.1/24
IP PC        = 192.168.1.2./24
Konfigurasi di router adalah saling mengenalkan network id pada router-router yg akan di hubungkan/tuju.
Added in Routing Static => 192.168.2.0/21 via 10.1.1.2
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.2
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.2
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.2
Added in Fa0/1        => IP-add     : 192.168.1.1
=> Netmask     : 255.255.255.0
Added in Serial0/1    => IP-add    : 10.1.1.1
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252

B:     Router1
serial0/1     = 10.1.1.2
serial1/1    = 10.1.1.5
Fa0/1        = 192.168.2.1/24
IP PC        = 192.168.2.2./24
Konfigurasi di router adalah saling mengenalkan network id pada router-router yg akan di hubungkan/tuju.
Added in Routing Static => 192.168.1.0/21 via 10.1.1.1
=> 192.168.3.0/21 via 10.1.1.6
=> 192.168.4.0/21 via 10.1.1.6
=> 192.168.5.0/21 via 10.1.1.6
Added in Fa0/1        => IP-add     : 192.168.2.1
=> Netmask     : 255.255.255.0
Added in Serial0/1    => IP-add    : 10.1.1.2
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252
Added in Serial1/1    => IP-add    : 10.1.1.5
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252

C:     Router2
serial0/1     = 10.1.1.6
serial1/1    = 10.1.1.9
Fa0/1        = 192.168.3.1/24
IP PC        = 192.168.3.2./24
Konfigurasi di router adalah saling mengenalkan network id pada router-router yg akan di hubungkan/tuju.
Added in Routing Static => 192.168.1.0/21 via 10.1.1.5
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.5
=> 192.168.4.0/21 via 10.1.1.10
=> 192.168.5.0/21 via 10.1.1.10
Added in Fa0/1        => IP-add     : 192.168.3.1
=> Netmask     : 255.255.255.0
Added in Serial0/1    => IP-add    : 10.1.1.6
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252
Added in Serial1/1    => IP-add    : 10.1.1.9
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252
D:     Router3
serial0/1     = 10.1.1.10
serial1/1    = 10.1.1.13
Fa0/1        = 192.168.4.1/24
IP PC        = 192.168.4.2./24
               Konfigurasi di router adalah saling mengenalkan network id pada router-router yg akan di hubungkan/tuju.
Added in Routing Static => 192.168.1.0/21 via 10.1.1.9
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.9
=> 192.168.3.0/21 via 10.1.1.9
=> 192.168.5.0/21 via 10.1.1.14
              Added in Fa0/1        => IP-add     : 192.168.4.1
=> Netmask     : 255.255.255.0
              Added in Serial0/1    => IP-add    : 10.1.1.10
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252
              Added in Serial1/1    => IP-add    : 10.1.1.13
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252

E:     Router4
serial0/1     = 10.1.1.14
Fa0/1        = 192.168.5.1/24
IP PC        = 192.168.5.2./24
Konfigurasi di router adalah saling mengenalkan network id pada router-router yg akan di hubungkan/tuju.
Added in Routing Static => 192.168.1.0/21 via 10.1.1.13
=> 192.168.2.0/21 via 10.1.1.13
=> 192.168.3.0/21 via 10.1.1.13
=> 192.168.4.0/21 via 10.1.1.13
Added in Fa0/1        => IP-add     : 192.168.5.1
=> Netmask     : 255.255.255.0
Added in Serial0/1    => IP-add    : 10.1.1.14
=> Subnet Mask    : 255.255.255.252

Routing Static, merupakan pembuatan tabel routing secara manual. Routing static ini berguna untuk jaringan sederhana yang mana hanya menggunakan beberapa buah router saja dan berguna untuk penghematan penggunaan bandwidth. Secara manual maksudnya adalah jika sobat sebagai administrator jaringan, mengetikkan perintah-perintah tertentu untuk membuat IP static routing sebagai contoh misalkan saya ketikkan perintah berikut :
router(config)#ip route network_destination_id subnet_mask default_gateway [administrative_distance]

Berikut keterangan perintah yang saya buat diatas :

·         network_destination_id adalah alamat jaringan yang dituju
·         subnet_mask adalah subnet mask jaringan yang dituju.
·         default_gateway adalah IP address gateway, biasanya address router yang berhubungan langsung.
·         administrative_distance adalah nilai 0-255 yang diberikan pada routing. Bertambah rendah nilai yang diberikan maka bertambah tinggi kegunaannya. Jika nilai tidak diberikan maka nilai default akan digunakan. Nilai default untuk directly connected (C) = 0 dan statically connected (S) = 1.

          Cara membuat routing static untuk Router 1 dengan network destination ID 192.168.20.0 dan subnet mask-nya 255.255.255.0 yaitu dengan mengetikkan perintah seperti contoh diatas :

router1(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.10.11

Routing Dynamic, menggunakan protokol routing yang membuat tabel routing secara otomatis jika topologi jaringan berubah-ubah. Routing dynamic secara umum dapat dibagi dalam dua kategori. Distance vector dan Link state routing protocol, yang masing-masing terdiri dari bermacam-macam routing protocol.
RIP (Routing Information Protocol) merupakan protocol paling sederhana yang termasuk jenis distance vector. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan error message "destination is unreachable" (tujuan tidak tercapai). Daftar tabel routing protokol RIP di-update setiap 30 detik, sedangkan default administrative distance untuk RIP yaitu 120.
Untuk menerapkan RIP pada router, berikut perintahnya :
router(config)#router rip
Untuk menerapkan RIP tersebut ke suatu network address, berikut perintahnya :
router(config-router)#network network_id

      Cara mengkonfigurasikan RIP untuk Router 1 sebagai brikut :
router1(config)#ip routing
router1(config)#router rip
router1(config-router)#network 215.10.20.0
router1(config-router)#network 215.10.10.0
router1(config-router)#exit
router1#write mem

Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Gambar berikut adalah contoh diagram agar memudahkan kita memahami bagaimana kita harus memberikan konfigurasi static route kepada router. Pada contoh berikut ini dua buah ping dilakukan untuk melakukan test connectivity IP dari Sydney router kepada router Perth.
Digram router static route

             Router Sydney melakukan beberapa EXEC command dengan hanya kepada router-router yang terhubung langsung kepadanya.
Sydney#show ip route
Codes: C – connected, S – static, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2, E – EGP
i – IS-IS, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2, ia – IS-IS inter area
* – candidate default, U – per-user static route, o – ODR
P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 3 subnets
C 10.20.1.0 is directly connected, Ethernet0
C 10.20.130.0 is directly connected, Serial1
C 10.20.128.0 is directly connected, Serial0
Sydney#ping 10.20.128.252
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.20.128.252, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 4/4/8 ms
Sydney#ping 10.20.2.252
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.20.2.252, timeout is 2 seconds:
…..
Success rate is 0 percent (0/5)



Command ping mengirim paket pertama dan menunggu response. Jika diterima adanya respon, maka command menampilkan suatu karakter “!”. Jika tidak ada response diterima selama default time-out 2 seconds, maka command ping menampilkan response suatu karakter “.”. secara default router Cisco dengan command ping menampilkan 5 paket.
      Pada contoh diagram diatas, command ping 10.20.128.252 adalah jalan bagus, akan tetapi untuk command ping 10.20.2.252 justru tidak jalan. Command ping pertama berjalan OK karena router Sydney mempunyai suatu route kepada subnet dimana 10.20.128.252 berada (pada subnet 10.20.128.0). akan tetapi, command ping 10.20.2.252 tidak jalan karena subnet dimana 10.20.2.252 berada (subnet 10.20.2.0) tidak terhubung langsung kepada router Sydney, jadi router Sydney tidak mempunyai suatu route pada subnet tersebut.
        Untuk mengatasi masalah ini, maka perlu di-enabled pada ketiga router dengan routing protocols. Untuk konfigurasi sederhana seperti contoh diagram diatas, penggunaan route static adalah suatu solusi yang memadai.
Maka untuk router Sydney harus diberikan konfigurasi static route seperti berikut ini:
Ip route 10.20.2.0 255.255.255.9 10.20.128.252
Ip route 10.20.3.0 255.255.255.0 10.20.130.253
         Pada command ip route haruslah diberikan nomor subnet dan juga IP address hop (router) berikutnya. Satu command ip route mendefinisikan suatu route kepada subnet 10.20.2.0 (mask 255.255.255.0), dimana berlokasi jauh di router Perth, sehingga IP address pada hop berikutnya pada router Sydney adalah 10.20.128.252, yang merupakan IP address serial0 dari router Perth. Serupa dengannya, suatu route kepada 10.20.3.0 yang merupakan subnet pada router Darwin, mengarah pada serial0 pada router Darwin yaitu 10.20.130.253. Ingat bahwa IP address pada hop berikutnya adalah IP address pada subnet yang terhubung langsung – dimana tujuannya adalah mengirim paket pada router berikutnya. Sekarang router Sydney sudah bisa meneruskan paket kepada kedua subnet di luar router tersebut (yang tidak bersentuhan pada router Sydney).
          melakukan konfigurasi static route dengan dua cara yang berbeda. Dengan serial link point-to-point,  juga bisa melakukan konfigurasi kepada interface outgoing ketimbang pada IP address router pada hop berikutnya.
Misalkan mengganti ip route diatas dengan command yang sama yaitu ip route 10.20.2.0 255.255.255.0 serial0 pada router pertama pada contoh diatas.
        Kita sudah memberikan konfigurasi pada router Sydney dengan menambahkan static route, sayangnya hal ini juga belum menyelesaikan masalah. Konfigurasi static route pada router Sydney hanya membantu router tersebut agar bisa meneruskan paket pada subnet berikutnya, akan tetapi kedua router lainnya tidak mempunyai informasi routing untuk mengirim paket balik kepada router Sydney.
Misalkan saja, sebuah PC Jhonny tidak dapat melakukan ping ke PC Robert pada jaringan ini. Masalahnya adalah walaupun router Sydney mempunyai route ke subnet 10.20.2.0 dimana Robert berada, akan tetapi router Perth tidak mempunyai route kepada 10.20.1.0 dimana Jhonny berada. Permintaan ping berjalan dari PC Jhonny kepada Robert dengan baik, akan tetapi PC Robert tidak bisa merespon balik oleh router Perth kepada router Sydney ke Jhonny, sehingga dikatakan respon ping gagal.


Keuntungan static route:
·   Static route lebih aman disbanding dynamic route
·   Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.

Kerugian:
·   Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
·   Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual